Wikipedia

Search results

Showing posts with label teori-teori ekonomi. Show all posts
Showing posts with label teori-teori ekonomi. Show all posts

Sunday, 2 November 2014

TEORI KUANTITAS UANG : IRVING FISHER

teori kuantitas uang : Irving Fisher
        Teori permintaan uang yang dikembangkan atas dasar pemikiran aliran klasik atau lebih dikenal dengan Teori Kuantitas Uang menjelaskan peranan uang terhadap perekonomian secara umum yang pertama kali dijelaskan oleh Irving Fisher pada tahun 1911 melalui The Quantity Theory of Money yang termuat dalam bukunya berjudul The Purchasing Power of Money.
         Teori ini berpandangan bahwa terdapat hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga umum (inflasi) dan pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi. Penjelasan ini relevan dengan pandangan monetarist (Milton Friedman) bahwa inflasi, dimana dan kapanpun terjadinya, selalu merupakan sebuah fenomena moneter.
            Teori kuantitas uang menggambarkan kerangka yang jelas mengenai hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan inflasi. Analisis Fisher dalam teori ini mengacu pada persamaan pertukaran (equation of exchange) yang dirumuskan sebagai :
           MV = PT...............................................................................................................(1.1)
keterangan:
M = jumlah uang beredar
V = perputaran uang dalam satu periode biasanya satu tahun
P = harga barang dan jasa
T = volume transaksi
          Dari persamaan 1.1 dapat dijelaskan bahwa jumlah uang beredar dikalikan dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi. Persamaan 1.1 dapat dikembangkan menjadi teori tentang peranan uang dalam perekonomian dengan cara melihat perilaku setiap variabel-variabel dalam persamaan berikut:
  1. jumlah uang beredar merupakan variabel eksogen yang jumlahnya ditentukan oleh pemerintah dan bank sentral sebagai otoritas moneter.
  2. variabel tingkat harga merupakan variabel residu yang nilainya ditentukan oleh hasil interaksi ketiga variabel lainnya. Harga diasumsikan fleksibel, sehingga harga dapat menyesuaikan atau bergerak naik atau turun
  3. variabel velositas menunjukkan berapa kali uang berpindah tangan dalam suatu periode tertentu. Variabel ini tidak tergantung pada jumlah uang beredar (asumsi klasik). Artinya perubahan dalam jumlah uang beredar tidak mempengaruhi velositas. jika jumlah uang beredar bergerak berlawanan dengan variabel velositas maka perubahan jumlah uang beredar akan dinetralkan oleh perubahan velositas yang tidak akan berpengaruh terhadap tingkat harga dan volume transaksi
  4. variabel transaksi merupakan jumlah keseluruhan transaksi pada suatu selang waktu tertentu. Perilaku variabel tersebut dapat dijelaskan baik dalam perilaku jangka pendek maupun jangka panjang.
            Jika kita mengacu pada teori kuantitas uang tersebut, maka penyebab utama dari satu-satunya yang memungkinkan inflasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang sebagai akibat penambahan jumlah uang beredar di masyrakat. inflasi hanya semata-mata merupakan gejala moneter. Artinya, perubahan indeks harga umum hanya diakibatkan oleh perubahan jumlah uang beredar. Jika bank Sentral ingin mencapai dan memelihara tingkat inflasi yang rendah dan stabil, maka yang harus dilakukan adalah mengendalikan atau mengontrol jumlah uang beredar.

Tuesday, 29 October 2013

teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi



1. Adam smith
Adam Smith sangat terkenal sebagai pelopor dalam perkembangan ilmu ekonomi, maka tidaklah heran kalau dia mendapat julukan sebagai bapak ilmu ekonomi, hal ini sangat beralasan sebab Adam Smith lah orang pertama sebagai pelopor dari perkembangannya ilmu ekonomi dan juga pelopor dalam pentingnya kebijaksanaan Laissez Faire serta ahli ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatiannya pada masalah pembangunan ekonomi.
Adam Smith menerbitkan buku yang menjadi acuan bagi para ekonomi dengan judul AN INQUIRY INTO THE NATURE AND CAUSES OF THE WEALTH OF NATION, atau seringkali juga disebut dengan The Wealth of Nation saja. Dalam buku ini terutama menganalisa mengenai sebab akibat dari berkembangnya suatu negara.
Menurut Adam Smith kebijaksanaan Laissez Faire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Kebijaksanaan Laissez Faire adalah suatu kebijaksanaan yang sifatnya memberikan kebebasan yang maksimal kepada para pelaku dalam perekonomian untuk melakukan kegiatan yang disukainya dan meminimalkan campur tangan Pemerintah dalam perekonomian. Sistem ekonomi yang demikian dinamakan juga sistem mekanisme pasar atau sistem pasar bebas. Ada beberapa hal berkaitan dengan pandangan Adam Smith, yaitu:
1.      Hukum alam
Adam Smith meyakini berlakunya doktrin “hukum alam” dalam persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang sebagai hakim yang paling tahu akan kepentingannya sendiri yang sebaiknya dibiarkan dengan bebas mengejar kepentingannya itu demi keuntungannya sendiri. Menurutnya, setiap orang jika dibiarkan bebas akan berusaha memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri, karena itu jika semua orang dibiarkan bebas akan memaksimalkan kesejahteraan mereka secara agregat. Smith pada dasarnya menentang setiap campur tangan Pemerintah dalam industri maupun perdagangan. Ia penganut paham bebas dan penganjur kebijaksanaan “ pasar bebas ”dalam aktivitas kegiatan ekonomi. Dengan kebijaksanaan pasar bebas, yaitu terwujudnya pasar persaingan sempurna yang merupakan mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis, cenderung untuk memaksimalkan kesejahteraan nasional.
2.      Pembagian kerja
Pembagian kerja adalah titik permulaan dari teori pertumbuhan ekonomi. Menurut Adam Smith, dengan adanya pembagian kerja, maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yang pada gilirannya akan :
- meningkatkan ketrampilan pekerja
- penghematan waktu dalam memproduksi barang
- penemuan-penemuan yang sangat menghemat tenaga kerja.

Namun demikian, pembagian kerja tergantung luas pasar.
3.      Proses akumulasi modal
Smith menekankan bahwa proses akumulasi modal harus dilakukan lebih dahulu daripada pembagian kerja. Akumulasi modal merupakan syarat utama terjadinnya proses pembangunan ekonomi, dengan demikian permasalahan pembangunan ekonomi secara luas adalah kemampuan manusia untuk lebih banyak menabung dan menanam modal.
4.      Investasi
Menurut Smith, investasi dilakukan Karena pemilik modal mengnharapkan untung, dan harapan masa depan keuntungan tergantung pada iklim investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Keuntungan cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Kondisi ini dapat digambarkan, bahwa pada waktu laju pemumpukan modal meningkat maka persaingan antar pemilik modal juga akan menin+gkat dengan sendirinya tingkat upah juga akan meningkat dan pada gilirannya akan menurunkan keuntungan pemilik modal.
Modal diperoleh dari tuan tanah atau bangsawan. Mereka ini yang mampu untuk melakukan investasi. Sebaliknya, para pengusaha atau kaum kapitalis yang mengembangkan modal dari tuan tanah atau bangsawan. Pada umunya modal ini digunakan untuk perdagangan.
Apabila stok para pedagang kaya beralih ke bidang perdagangan yang sama, maka persaingan antar mereka secara alamiah cenderung menurunkan keuntungan dan bila peningkatan yang sama terjadi pada stok di seluruh bidang perdagangan yang dilakukan dalam masyarakat yang sama, persaingan yang sama seperti itu pasti akan menghasilkan pengaruh yang sama. Jadi dengan adanya pertumbuhan stok modal di dalam perekonomian, akan terjadi persaingan antar pengusaha dalam mendapatkan tenaga kerja. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang layak pengusaha cenderung menawarkan tingkat upah yang tinggi dan karena itu menurunkan tingkat keuntungan.
5.      Tingkat suku bunga
Apabila modal dalam perekonomian sudah berkembang, maka akan terjadi peningkatan kemakmuran yang pada gilirannya akan meningkatkan jumlah penduduk. Sebaliknya dalam kondisi seperti ini tingkat suku bunga akan menurun dan akibatnya persediaan akan modal menjadi meningkat.
Dengan tingkat suku bunga yang rendah para tuan tanah atau pengusaha terpaksa meminjamkan uangnnya dalam jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan lebih banyak bunga dengan maksud mempertahankan standar hidupnya. Jadi dengan menurunnya tingkat suku bunga, jumlah modal yang dipinjamkan akan meningkat. Tetapi bila suku bunga turun terlalu rendah para tuan tanah atau bangsawan tidak sanggup untuk meminjamkan uang lebih banyak lagi. Dalam kondisi ini mereka akan memilih invesatasi menjadi pengusaha. Jadi sekalipun suku bunga menurun, pada akhirnya terjadi pemumpukan modal dan kemajuan ekonomi.
6.      Pertumbuhan ekonomi
Proses pertumbuhan bersifat kumulatif. Apabila timbul kemakmuran sebagai akibat kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur, dan perniagaan kemakmuran itu akan menarik ke pemupukan modal, kamajuan teknis, meingkatkan penduduk, perluasan pasar, pembagain kerja dan kenaikan keuntungan secara terus menerus. Situasi yang progresif ini akan menyenangkan masyarakat. Dalam keadaan maju ini, sementara masyarakat meraih hasil-hasil yang lebih baik, keadaan buruh miskin yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat, agaknya menjadi kelompok paling bahagia dan nyaman.

2. David Ricardo
David Ricardo terkenal dengan teori Ricardian menulis dalam bukunya The priciples of political economy and taxation pada tahun 1912 – 1823. David Ricardo dalam analisanya mengenai proses terjadinya pertumbuhan ekonomi menjelaskan sebagai berikut:
Pada awalnya jumlah penduduk sangat rendah dan kekayaan alam masih melimpah. Pada keadaan seperti ini para pengusaha dalam menjalankan usahanya dengan menggunakan kekayaan alam sebagai faktor produksi, mengakibatkan para pengusaha dapat memperoleh keuntungan yang tinggi. Dengan tingkat keuntungan yang tinggi itu dapat mempertinggi tingkat modal yang dimiliki yang selanjutnya dapat mempertinggi tingkat produktivitas tenaga kerja. Dalam perkembangan selanjutnya dengan adanya kenaikan tingkat produktivitas ini para pekerja mulai menuntut tingkat upah yang tinggi.
Pada tingkat upah yang tinggi mengakibatkan penduduk bertambah sedang luas lahan tetap dengan demikian mutu tanah juga mulai menurun, sewa tanah semakin tinggi mengakibatkan pendapatan menurun yang selanjutnya mengakibatkan tingkat keuntungan para pengusaha menjadi berkurang. Dengan demikian modal juga menjadi berkurang, permintaan tenaga kerja berkurang, upah turun. Begitu terus sampai tingkat upah mencapai minim. Dalam keadaan seperti ini dikatakan dalam kondisi stationary state atau perekonomian dalam keadaan statis (pertumbuhan berhenti). Ricardo membagi masyarakat dalam tiga golongan, yaitu :
1.      Masyarakat pekerja atau buruh
2.      Masyarakat pengusaha atau kapitalis
3.      Tuan tanah atau bangsawan

Asumsi yang digunakan Ricardo adalah :
1.      Seluruh tanah digunakan untuk produksi gandum dan angkatan kerja dalan pertanian membantu menentukan distribusi industri
2.      Berlakunya hukum “ law of diminishing return” bagi tanah
3.      Persediaan tanah adalah tetap
4.      Permintaan gandum benar-benar inelastik
5.      Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variabel
6.      Keadaan pengetahuan teknis adalah tertentu
7.      Seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal
8.      Harga penawaran buruh adalah tertentu
9.      Permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal
10.  Terdapat persaingan sempurna
11.  Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan
Kritikan terhadap teori Ricardo diantaranya yaitu:
a.       Ricardo dianggap mengabaikan pengaruh kemajuan teknologi;
b.      Pengabaian faktor – faktor kelembagaan;
c.       Teori Ricardo bukan teori pertumbuhan tetapi teori distribusi yang menentukan besarnya pangsa tenaga kerja, tuan tanah, dan pemilik modal.
3. Thomas Robert Malthus
Menurut Malthus pertambahan penduduk tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi, bahkan pertambahan penduduk dianggap sebagai akibat dari proses pembangunan. Malthus juga beranggapan yang menjadi unsur utama kesejahteraan jika dikombinasikan pada proporsi yang benar adalah produksi dan distribusi.
Secara ringkas teori Malthus yaitu :
a.       rendahnya konsumsi atau kurangnya permintaan efektif yang menimbulkan persediaan melimpah, merupakan sebab utama keterbelakangan.
b.      Untuk pembangunan, Negara harus memaksimalkan produksi di sektor pertanian dan sektor industri.
c.       Pendistribusian kesejahteraan dan tanah secara adil, perluasan perdagangan secara internal dan eksternal, peningkatan konsumsi tidak produktif dan peningkatan kerja melalui rencana pekerjaan umum, memerlukan kemajuan teknologi.
d.      Faktor nonekonomi seperti pendidikan , standar moral, administrasi yang baik dan hukum yang efisien dapat membantu meningkatkan produksi sektor pertanian dan industry tersebut. Yang nantinya dapat membawa kearah pembangunan ekonomi.
Kelemahan teori Malthus adalah pandangannya yang negatif terhadap akumulasi modal dan konsumen yang tidak produktif yang pada akhirnya memperlambat kemajuan.
4. Teori Karl Marx (Pertumbuhan dan Kehancuran)
Karl Marx mengemukakan bahwa perkembangan masyrakat itu terdiri dari lima tahap, yakni masyarakat primitive, perbudakan, feodal, kapitalis, dan masyarakat sosialis.
a.       Masyarakat primitif
adalah tahap dimana masyarakatnya masih menggunakan alat-alat bekerja yang masih sederhana dan milik komunal(bersama). Pada masa ini tidak ada surplus produksi di atas konsumsi, Karena masyarakatnya membuat sendiri barang-barang kebutuhannya sendiri.
b.      Masyarakat perbudakan
Hubungan produksi antara orang-orang yang memiliki alat-alat produksi dengan orang-orang yang hanya mau bekerja. Sehingga diperlukan budak-budak untuk mencari keuntungan oleh pemilik alat produksi.
c.       Masyarakat Feodal
Kaum bangsawan memiliki alat produksi(tanah), para petani menjadi budak yang dibebaskan. Mereka mengerjakan tanah itu untuk kaum feudal dan setelah itu baru jadi miliknya sendiri.
d.      Masyarakat Kapitalis
Kelas kapitalis memperkerjakan kelas buruh karena kelas buruh tidak memiliki alat produksi.
e.       Masyarakat Sosial
Pemilihan alat-alat produksi didasarkan atas hak milik social. Hubungan produksi merupakan hubungan kerja sama dan saling membantu.
Teori Marx dianggap salah karena teori siklusnya yang salah dan Marx dianggap tidak memahami fleksibilites kapitalisme. Walau begitu, Marx adalah orang pertama yang menunjukkan apa yang bahkan pada masa kini masih merupakan teori ekonomi bagi masa yang akan datang.

Friday, 8 March 2013

TEORI PRODUKSI


TEORI PRODUKSI
Teori prilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori prilaku konsumen. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law Of Deminishing Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaan faktor produksi berlaku The Law Of Deminishing Return (LDR).
1.      Dimensi Jangka Pendek Dan Jangka Panjang
Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat produksi,faktor produksi dibedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan faktor produksi variabel (variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Contohnya yaitu mesin-mesin pabrik,sampai pada tingkat interval produksi tertentu jumlah mesin tak perlu ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun bahkan sampai nol unit (tidak berproduksi) jumlah mesin tak bisa dikurangi.
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya.makin besar tingkat produksinya,makin banyak faktor produksi variabel yang digunakan. Begitu pula sebaliknya. Contohnya seperti buruh harian lepas dipabrik rokok. Jika perusahaan ingin meningkatkan faktor produksi,maka jumlah buruh hariannya ditambah,begitu pula sebaliknya.
Adapun pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. Sebaliknya buruh dikatakan sebagai faktor produksi variabel karena jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari setahun.
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run) semua faktor produksi sifatnya variabel.periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi dimana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.
2.      Model Produksi Dengan Satu Macam Faktor Produksi Variabel
Produksi dengan satu macam faktor produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek,dimana faktor produksi yang tidak dapat di ubah. Ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi,seperti dibawah ini.
Q = f(K,L)
Dimana :Q             =          tingkat output
            K         =          barang modal
            L          =          tenaga kerja
Dalam model produksi satu macam faktor produksi variabel, barang modal dianggap sebagai faktor produksi tetap.keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.

a.      Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata
Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
Ø  Produksi Total :
TP = f(K,L)
Dimana;TP  =  produksi total
            K=       barang modal(yang dianggap konstan)
            L          =          tenaga kerja/buruh
Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.
Ø  Produksi Marginal
MP = TP’ = αTP/αL
Dimana:MP  = produksi marginal
Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP < 0,penambahan tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).
Ø  Produksi Rata-Rata
AP = TP/L
Dimana: AP = produksi rata-rata.
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0). Dengan penjelasan matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
b.      Tiga Tahap Produksi
Untuk kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi dianggap kontinyu kurva akan menjadi pada diagram 1.1. Diagram 1.1 menunjukan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang pertama,pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua,pada saat AP maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga,pada saat MP = 0 atau TP maksimum (titik 3 dan 6). Diagram tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap produksi (The Three Stages of Production):
1)      Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum
Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata—rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP meningkat tajam).
2)      Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol
Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
3)      Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang dinotasikan P,maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila:
W = MP (P)
Gambar 1.1 kurva TP,MP, dan AP











c.       Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat. Secara grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasikurva TP. Pada diagram 1.2,akibat kemajuan teknologi,luas kurva TP3 > TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang dihasilkan perunit faktor produksi semakin besar. Dari Diagram 1.2 tampak bahwa: Q3/L1 > Q2/L1 > Q1/L1.


 








Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern,belum berarti efisiensi meningkat. Modernisasi sumber daya manusia (SDM), terutama dengan mengubah cara berfikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM,kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia (embodied technologi) dan mendorong peningkatan efisiensi.




3.      Model Produksi Dengan DU Macam Faktor Produksi Variabel
a.      Isokuan (isoquant)
Isokuan (isoquant) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu,yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Asumsi-asumsi isokuan:
1)      Konveksitas (convexity)
Asumsi konveksitas analogi dengan asumsi pembahasan perilaku konsumen,yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Derajad Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution adalah bilangan yang menunjukan berapa unit faktor produksi L harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi K pada tingkat produksi yang sama.








Diagram 1.3 Marginal Rate Of Technical Substitution (MRST)
2)      Penurunan nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka yang menjadi sebab nilai MRTS semakin menurun  (hukum LDR). MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution) atau MRTS akan nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap.
3)      Hukum Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
4)      Daerah Produksi Yang Semakin Ekonoms (Relevance Range of Production)

b.      Perubahan Output Karena Skala Penggunaan Produksi (Return To Scale)
Perubahan output karena perubahan skala penggunaan factor produksi (Return to scale) adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah factor produksi dilipat gandakan (doubbling)
1)      Skala Hasil Menaik (increasing Return to Scale)
Jika penambahan factor produksi sebanyak  1 unit menyebabkan output meningkat lebih dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik (increasing return to scale)






Diagram 1.5 Skala Hasil Menaik (Increasing Return To Scale)
Diagram 1.5 menunjukan bila penggunaan mesin dan tenaga kerja di lipat gandakan (K1 ke K2), output meningkat lebih dari 2x lipat. Pencapaian hasil ini dimungkinkan antara lain karena kemampuan menajemen dalam menangani produksi skala besar, ada sinergi antara mesin dan tenaga kerja (embodied tecnology)
2)      Skala Hasil Konstan (Constan Return to scale)
Jika pelipat gandaan factor produksi menambah output sebanyak 2x lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan (constant return to scale), seperti di gambarkan dalam diagram 1.6
Diagram 1.6  Skala Hasil Konstan (Constant Return To Scale)










3)      Skala hasil menurun (Decreasing Return to Scale)
Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari 1 unit fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun (Decreasing return to scale) seperti di tunjukan pada diagram 1.7 penjelasannya adalah kebalikan penjelasan terjadinya skala hasil menaik.
Diagram 1.7 Skala Hasil Menurun






c.       Perkembangn Teknologi
Kemakjuan teknologi memungkinkan peningkat efisiensi penggunaan factor produksi. Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan factor produksi yang lebih sedikit. Diagram 1.8  menggambarkan hal tersebut. Karena kemajuan teknologi, teknologi, tingkat produksi 90 unit (Q 90 periode perrtama ) dapat di capai dengan penggunaan factor produksi yang lebih sedikit n(Q 90 periode ke 2)


 Diagram 1.9 Kemajuan Teknologi






Seorang ekonom bernama Hicks mengkalsifikasikan kemajuan teknologi berdasarkan pengaruhnay terhadap kombinasi penggunaan factor produksi. Bila kemajuan teknologi mengakibatkan porsi penggunaan barang modal menjadi lebih besar di banding tenaga kerja, disebut teknologi padat modal (Capital using atau Capital intesive). Sebaliknya jika menyebabkan porsi penggunaan tenaga kerja menjadi lebih besar, disebut teknologi padat karya (lobour using atau labour intesiv). Jika tidak mengubah porsi (rasio factor produksi tetap), disebut teknologi netral (neutral tecnology). Perubahan-perubahan dapat dilihat dari angka MRTS yang tercermin dari perubahan sudut kemiringan isokuan. Hal-hal tersebut di gambar dalam diagram 2.0





Diagram 2.0 Tipe Kemajuan Produksi


 










Ket :
Ø  Gambar (a) adalah porsi penggunaan barang modal (mesin) makin besar
Ø  Gambar (b) adalah porsi penggunaan barang modal (mesin)tetap
Ø  Gambar (c) adalah porsi penggunaan tenaga kerja makin besar (baran modal menurun)



d.      Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Kurva anggaran produksi adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam factor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika yang berubah adalah kemampuan anggaran kurva isocost bergeser sejajar (diagram 2.1)
Diagram 2.1 Kurva Anggaran Produksi (isocost)


 

















e.       Keseimbangan Produsen
keseimbangan pprodusen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. di titik persinggungan itu kombinasi penggunaan factor produksi akan meberikan hasil output yang maskimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga factor produksi. Analisi perubahan keseimbangan produsen analogis dengan anlisis prilaku konsumen.
Perubahan jumlah factor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek sebtitusi dan efek skala prduksi. Karena itu produsen juga mengenal factor produksi inferior, yaitu factor produksi penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan produksi meningkat) misalnya tenaga kerja adalah factor produksi inferior
Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah di tentukan, dicapai output masksimum (diagram 2.2) prinsim minimalisasi biaya menyatakan target output yang sudah di tetapkan harus di capai dengan biaya minimum (diagram 5.16.b)
Diagram 2.2 Prinsip Efesiensi





f.       Pola Jalur Ekspansi (Ekspantion Path)
Tujuan perusahan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan di capai setiap tahunnya, yang harus di capai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.